Plt Bupati Tiwi Sambangi Korban Longsor di Desa Kramat dan Desa Sirau

PURBALINGGA – Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM, Rabu (26/12) bersama rombongan Pemkab Purbalingga menyambangi 2 korban tanah longsor akhir-akhir ini di Kecamatan Karangmoncol. Kunjungan ini dilakukan guna memotivasi dan memberikan bantuan guna meringankan beban korban.

Korban tanah longsor pertama menimpa rumah Kasidin Desa Kramat RT 01/II Kecamatan Karangmoncol. Longsor terjadi pada tanggal 14 Desember merusak salah satu dinding rumah, yang mengharuskan penghuni untuk mengungsi.

Korban kedua menimpa rumah milik Khodik, warga Dusun Karanggintung Desa Sirau Kecamatan Karangmoncol . Longsor terjadi pada tanggal 12 Desember lalu jam 8 malam, akibatnya dinding kalsiboard rumah korban roboh sepanjang 6 meter dengan kerugian sekitar Rp 7 juta.

“Kedatangan kami bermaksud untuk bersilaturahmi dan ikut prihatin atas bencana yang menimpa. Yang penting bapak ibu masih sehat waras, nanti rumah bisa diperbaiki. Ke depan harus hati hati dan waspada ketika hujan berlangsung cukup lama,” kata Plt Bupati Tiwi kepada korban.

Pada kesempatan itu, ia menyampaikan berbagai bantuan. Baik bantuan keuangan dari Bagian Kesra Setda, Baznas Purbalingga, dan PMI Purbalingga, maupun bantuan material dari Dinas Sosial Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosdaldukKBP3A) serta dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga, Heni Rusiati SE mengatakan berdasarkan hasil survey dari Tim Geologi UNSOED pada tanggal 19 Desember 2018, kejadian gerakan tanah di Desa Kramat didapati bahwa bagian bawah longsoran tersebut, terdiri dari Bebatuan Vulkanik dan Bebatuan Lempung.

“Karena terjadi proses pelapukan maka bebatuan vulkanik/lempung menjadi tanah yang gembur. Ditambah posisi tanah yang miring  ,terjal dan hujan dengan itensitas lebat mejadikan mudah longsor,” katanya.

Ia menyebut, lokasi longsoran bagian bawah struktur tanah bebatuan Lempung yang menjadikan longsor perlahan (tetap bergerak). atas hasil survey tersebut, ia merekomendasikan agar Lokasi longsoran untuk Menutup retakan, Mengeluarkan air dari bukit dengan saluran dari bambu yang dimasukan kedalam tanah longsoranm Mengatur saluran air permukaan (pembuangan).

“Untuk lokasi pemukiman, disarankan bila di pertahankan, Rumah didesain kusus tidak membebani lereng, kuat terhadap longsor. Bangunan sebaiknya dari kayu. Lokasi bawah longsor diberi bronjong, supaya air dapat keluar dari tebing,” katanya.(Gn/Humas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *