Masjid Wali Perkasa, Cagar Budaya yang Jadi Simbol Islam Nusantara
PURBALINGGA, WAWASANCO-Masjid Wali Perkasa di Desa Pekiringan Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga memiliki nilai historis. Konon masjid yang dibangun oleh Syekh Wali Perkasa itu dibangun 500 tahun lalu. Bangunan masjid menjadi simbol Islam nusantara, karea merupakan perpaduan budaya Jawa dan Arab.
Sejak Tahun 2016 masjid tersebut direnovasi. Ketua panitia renovasi, Sayono mengatakan meskipun dipugar dan nyaris dibongkar total, namun masjid ini masih mempertahankan unsur-unsur cagar budaya yang bersejarah dan wajib dilindungi. Masjid Wali Perkasa telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya melalui Surat Keputusan Bupati Purbalingga No 432/226 Tahun 2018. “Lebih rinci, bagian cagar budaya yang harus dilindungi tersebut diantaranya hanya bagian 4 saka guru, umpak, blandar, sunduk, kili dan pengeret,” jelasnya saat peresmian hasil renovasi masjid tersebut, Kamis (7/3).
Dia menuturkan menuturkan masjid ini sebagai peninggalan Mahdum Wali Perkasa tokoh penyebar agama islam di Purbalingga khususnya di wilayah Karangmoncol yang saat itu bernama Perdikan Cahyana sekitar Abad-15 M. Mahdum Wali Perkasa juga tokoh yang dikenal berkontribusi dalam pembangunan Masjid Agung Demak untuk menegakkan dari yang tadinya doyong. “Bisa kita lihat bagian saka gurunya masih utuh dan kita lindungi. Yang unik, salah satu sakanya ada yang terdapat huruf ibrani,” katanya.
Renovasi Masjid Wali Perkasa kali ini tergolong cukup besar. Panitia sendiri sebelumnya memulai proses renovasi sejak Februari 2016, sesuai desain kurang lebih membutuhkan anggaran Rp 3,2 miliar. Mempertimbangkan nilai tersebut saat itu diprediksi akan selesai selama 3 – 5 tahun.
“Tapi semua di luar dugaan, atas dukungan moril maupun doa seluruh masyarakat Pekiringan. Masjid ini bisa terbangun selama 18 bulan,” katanya.
Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada donatur atas donasi yang cukup banyak, terhitung hingga 3 Maret 2019, sudah terkumpul Rp 2.674.802.600. Donasi tersebut diantaranya berasal dari swadaya masyarakat Desa Pekiringan selama 3 tahun, Bantuan APBD Purbalingga 2017, Baznas Jawa Tengah, APBD Provinsi Jawa Tengah 2018, CSR PT Angkasa Pura I Persero, Paguyuban Warga Pekiringan yang ada di Jakarta, Infaq harian, swadaya masyarakat luar Pekiringan dan lain sebagainya.
Selain sebagai tempat ibadah, di belakang masjid ini juga terdapat Makam Mahdum Wali Perkasa yang cukup ramai dikunjungi peziarah untuk wisata religi. “Tercatat selama satu tahun bisa hampir 10.000 wisatawan. Jadi saya harap ke depan ada pengembangan lahan parkir,” katanya.
Peneliti sejarah Purbalingga, Ganda Kurniawan mengatakan menjelaskan, sebenarnya pendiri masjid Pekiringan yaitu Wali Perkasa dalam sejarahnya masih terkait dengan Onje yang sama-sama memiliki masjid tua Onje.
Leluhurnya adalah salah satu tokoh penyebar agam Islam di Onje yaitu Raden Liman Sujana alias Syeh Jambukarang yang hingga saat ini petilasannya di Rembang ramai dijadikan tempat ziarah. Karena ikut menegakkan tiang masjid yang miring di Demak, Wali Songo menganugerahkan sebutan nama Wali Perkasa.
Setelah ikut mendirikan masjid agung Demak, Wali Perkasa membangun masjid di Pekiringan, Karangmoncol. Sampai saat ini warga sekitar masih meyakini bahwa masjid tersebut berusia hampir sama dengan masjid agung Demak. “Masjid ini merupakan benda cagar budaya dan sampai saat ini terus dipelihara,” imbuhnya.
Penulis : Joko Santoso
Editor : edt
Tinggalkan Balasan