KECAMATAN_KARANGMONCOL.-PURBALINGGA,-Plt. Bupati Purbalingga menghadiri kegiatan Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Grantung, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga, Selasa (9/4/2019). Dalam kesempatan tersebut, Plt. Bupati Purbalingga ikut menanam bibit padi di sawah.
Bersama dengan Forkopimda Purbalingga, Plt. Bupati Purbalingga menanam bibit padi jenis Inpari pada petak sawah yang sudah disediakan. Inpari merupakan varietas unggul padi yang tahan hama termasuk hama wereng yang sering menyerang tanaman padi petani. Dengan program percepatan tanam padi, harapannya dalam satu tahun petani akan memanen padi sebanyak tiga kali.
Tidak hanya menanam padi, Plt. Bupati Purbalingga beserta Forkopimda juga menyerahkan sejumlah bantuan untuk petani di Desa Grantung. Bantuan dari pemerintah yang diserahkan diantaranya alat tanam bibit padi, alat perontok padi dan bibit padi yang diasuransikan.
Kegiatan percepatan tanam padi diikuti kurang lebih 600 orang dari sejumlah kelompok tani yang ada di Desa Grantung. Dalam acara ditampilkan juga hasil produk lokal diantaranya sayuran, buah dan sejumlah makanan produksi desa setempat. Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga melakukan percepatan tanam. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi musim kemarau, yang diprediksi akan mulai bulan Juni. Padahal, pada bulan tersebut merupakan masa tanam bagi para pertani. “Kenapa kita lakukan percepatan tanam, karena Juni diprediksi sudah kemarau, kalau sekarang ditanam nanti Juni sudah kuat, nah sekarang kan musim panen, petani dihimbau langsung menggarap lagi dan percepatan tanam,” kata Kepala Dinas Pertanian Purbalingga Lily Purwati, usai kegiatan Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Grantung, Kecamatan Karangmoncol, Selasa (9/4/2019)
Dilakukannya percepatan tanam, lanjut Lily, juga sebagai upaya pencapaian target produksi di tahun 2019. Tahun ini ditargetkan bisa memproduksi 45 ribu ton. Luas tanam padi pada periode Oktober 2018 sampai Maret 2019 telah mencapai 19.975 Ha. “Tercapai 43,67 persen dari target luas tanam dari Kementrian Pertanian pada periode Oktober 2018 sampai September 2019 yaitu 45.733 Ha,” katanya.
Disampaikan juga, pada tahun 2018, Purbalingga mengalami surplus tertinggi. Surplus mencapai 69 ribu kuintal, dengan luas panen 69 ribu, sedangkan luas lahan panen 42 ribu hektare. Mampu memproduksi 66 kwintal. sehingga tercapai total 69 ribu ton. Lebih lanjut, dia menyampaikan, beberapa waktu lalu tiga kecamatan dilanda banjir. Tidak bisa dipungkiri memberikan dampak pada sektor pertanian. Puluhan hektare sawah rusak akibat terendam banjir. Namun, sebagian masih bisa diselamatkan.”Hasil survei lapangan, ada tiga kecamatan yang terdampak, namun hanya 2 hektare sawah yang rusak parah dan tidak bisa diselamatkan, itu sawah di daerah Tajug, karena tertutup lumpur,” katanya.
Dia menambahkan, pada awal 2018, petani di Purbalingga terganggu oleh serangan hama wereng. Namun, untuk tahun ini, yang lebih diwaspadai justru hama tikus. Berdasarkan pengalaman, musim kemarau biasanya banyak muncul hama tikus. “Nanti setelah panen juga dilakukan gerakan gropyokan, untuk mengatisipasi serangan hama tikus,” ujarnya.Sementara itu, Plt Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan perlunya intensifikasi pertanian. Di Jawa khususnya untuk perluasan tanah sangat tidak memungkinkan karena padatnya penduduk. “Dengan bantuan alsintan (alat mesin pertanian) dan bantuan rehabilitasi irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di Kabupaten Purbalingga,” katanya. (min) .
Tinggalkan Balasan